Hingga bulan September 2017 kondisi kekeringan di DIY belum ditetapkan oleh pemerintah dalam kondisi darurat walau di beberapa wilayah telah mengalami kekeringan. Dalam hal ini dua kabupaten mendapat perhatian lebih dari Pemerintah Daerah DIY yaitu Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulon Progo. Sejumlah kecamatan di Gunungkidul yang terdampak kekeringan diantaranya adalah Panggang, Purwosari, Rongkop, Tepus, Paliyan, Tanjungsari, dan Girisubo. Sementara di Kabupaten Kulon Progo yang kerap mengalami dampak kekeringan yaitu kecamatan Girimulyo, Kokap, dan Samigaluh. Luasan daerah kekeringan diperkirakan telah meluas.
Air menjadi sulit untuk diperoleh tidak hanya untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari namun juga untuk keperluan minum ternak. Tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan oleh masyarakat terdampak untuk membeli air. Tangki air berkapasitas 5.000 L yang mereka beli rata-rata hanya cukup untuk dua minggu. Meskipun dropping air sudah dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta, namun hal tersebut belum mampu menjangkau seluruh wilayah yang terdampak kekeringan. Dengan demikian setiap kali musim kemarau masyarakat harus mengeluarkan biaya lebih untuk membeli air yang secara langsung akan berpengaruh pula terhadap kemampuan/daya beli masyarakat dalam memenuhi kebutuhan yang lain terutama pangan.